Tuntunan Praktis Shalat Gerhana

Apa yang tersaji dalam artikel di bawah ini adalah tuntunan dan tata cara shalat gerhana, baik kusuf  maupun khusuf atau shalat gerhana matahari dan bulan secara praktis.

Pertama sekali yang perlu diketahui oleh pembaca setia Materi Dakwah Islam dan Kultum tentang Tuntunan dan tata cara Praktis Shalat Gerhana adalah bahwa dalam pelaksanaannya tidak dibedakan antara shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Keduanya sama-sama dikerjakan dua raka’at dengan masing – masing raka’at dua ruku’ dan dua sujud.

Kedua adalah shalat gerhana dilaksanakan di masjid atau mushalla, tanpa azan maupun iqomah sebelumnya, hanya panggilan “Asholatu Jamiah”. Pengumuman tentang shalat gerhana dapat dikumandangkan di pasar-pasar maupun jalan-jalan dan tempat-tempat lain untuk memberitahukan kepada masyarakat luas.

Ketiga, shalat gerhana dimulai saat mulai terjadinya gerhana dan berakhir ketika gerhana berakhir. Dan apabila telah purna shalat gerhananya tetapi gerna belum berakhir maka disunnahkan untuk memperbanyak dzikir dan meminta ampun kepada Allah sampai berakhirnya gerhana.

Keempat, memanjangkan shalat, baik ketika berdiri, ruku’ ataupun sujud. Panjang berdirinya shalat gerhana kurang lebih sepanjang membaca surat Al-Baqarah.

Kelima, raka’at kedua dikerjakan lebih pendek dari raka’at yang pertama.

Keenam, hukum shalat gerhana adalah sunnah.

Secara ringkas Tuntunan Praktis Shalat Gerhana dapat di urutkan sebagai berikut :
  1. Berniat. Niat letaknya di dalam hati dan tidak perlu dilafadzkannya. Hal ini dikarenakan melafadzkan niat tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Bahkan Nabi tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
  2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir untuk pertama kali guna mengawali shalat sebagaimana shalat biasa.
  3. Membaca do’a iftitah sebagaima do’a iftitah dalam shalat maktubah.
  4. Membaca surat Al Fatihah dengan diawali berta’awudz.
  5. Membaca ayat al-Qur’an yang panjang. Dapat dipilih surat Al-Baqarah misalnya.
  6. Kemudian ruku’ dengan memanjangkannya.
  7. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD”
  8. Setelah i’tidal kembali membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang.
  9. Lalu ruku’ untuk yang kedua, yang lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
  10. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD”
  11. Kemudian mengerjakan dua sujud sebagaimana shalat maktubah tetapi dikerjakan dengan panjang.
  12. Selanjutnya bangkit dari sujud untuk mengerjakan raka’at kedua. Raka’at dikerjakan seperti halnya raka’at pertama, namun bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari raka’at pertama.
  13. Selesai mengerjakan raka’at kedua dilanjutkan dengan duduk tasyahud dengan bacaan seperti shalat yang lain.
  14. Salam.
  15. Terakhir adalah berkhutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.
Demikian semoga bermanfaat.