Manusia Terikat Takdir Ketetapan Allah? Benarkah?

Manusia adalah makhluk yang malang. Dia menjalani hidup di dunia kemudian mati menurut sebuah garis takdir yang sudah ditentukan Tuhan untuknya. Beberapa orang “pandai” mengutip ayat quran yang berbunyi “kitaba Allahi alaikum” artinya “ketetapan Allah atas diri kalian”. Ketetapan Allah adalah takdir yang sudah dituliskan (kitaba=dituliskan). Hingga tak ada pilihan kecuali hidup menurut takdir itu. Benarkah demikian? Tentu saja ini Salah Besar, tapi bagaimana penjelasannya?


Kata ketetapan digunakan untuk menterjemahkan beberapa kata dalam Quran. Sedikitnya ada 12 macam kata dalam Quran yang diterjemahkan dengan kata ketetapan, diantaranya adalah kata : kitab, kalimat, faridhoh, amr, qodho, hukum, wasfah, thoir, qaul, wa’dan, sunnah, ajal. Dalam bahasan kali ini kata ketetapan berpadanan dengan kata kitab. Ada beberapa ayat yang mencantumkan kata kitab dengan terjemahan ketetapan salah satu diantaranya adalah ayat 24 Surat An Nisa berikut ini

Artinya:
dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki, sebagai ketetapan Allah atas kalian. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu ni`mati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS An-Nisa:24)

Ketetapan Allah” dalam ayat ini berpadanan dengan frasa “Kitaba Allah”  Kata Kitab berhubungan dengan aktivitas tulis menulis (kata dasarnya kataba). Dengan kata lain ‘Kitaba Allahu (=ketetapan Allah)’ merujuk pada pengertian “sesuatu yang telah dituliskan oleh Allah” Sesuatu itu adalah aturan, tatacara, yang harus diikuti. Dalam ayat di atas aturan yang dibahas adalah aturan mengenai nikah dan mahar (maskawin).

Frasa “alaikum (=atas kalian)” berarti “diwajibkan (diberikan/ diberlakukan) atas kalian”. Jika kita sambungkan secara utuh, pengertiannya menjadi :
rincian aturan mengenai nikah dan mahar itu adalah sesuatu yang sudah dituliskan (ditetapkan) Allah, dan diwajibkan atas kalian untuk mengikuti dan tidak melanggarnya atau mengubahnya”




Kesalahan Penafsiran


Beberapa orang menafsirkan secara berlebihan. Mereka mengatakan bahwa kalimat, “Kitaba Allahu alaikum (=ketetapan Allah atas kalian)” ini memiliki arti “Ketetapan Allah tentang (nasib/takdir) kalian”

Penafsiran demikian ini menyimpang dari pengertian ayat secara keseluruhan karena tidak ada satupun kata dalam ayat tersebut yang menyinggung masalah nasib, takdir, maupun garis hidup  seseorang.

Kalau kita perhatikan lebih jauh sebenarnya Surat An Nisa ayat 24 ini merupakan bagian dari sebuah paragraf atau topik bahasan mengenai hukum hukum (aturan pernikahan) yang tertera mulai dari ayat 22 sampai dengan ayat 28.Artinya yang dimaksud dengan ketetapan Allah dalam ayat ini adalah  

tatacara, aturan atau hukum hukum mengenai pernikahan yang sudah dituliskan, ditetapkan Allah dan wajib diikuti tanpa boleh diubah.

Dengan demikian mengartikan “kitaba Allah alaikum” sebagai “ketetapan takdir, nasib, garis hidup seseorang” adalah penafsiran yang salah dan oleh karenanya wajib ditolak.

Beberapa ayat lain yang memuat kata kitaba Allah atau kitabi Allah atau kitaban yang berarti ketetapan Allah adalah  QS Ar Ruum ayat 56, QS Ali Imran ayat 145, dan QS At Taubah ayat 36,

Masing masing ayat tersebut dibahas dalam posting selanjutnya.

Semoga bermanfaat (by adil muhammad isa)