Persis, Persatuan Islam. Ahli Bid'ah Terbesar di Jawa Barat ? Aliran Sesat?

Persatuan Islam (Persis) seringkali diplesetkan oleh kelompok non Persis sebagai "Perselisihan Islam" Dan satu julukan yang sangat 'tepat' disandangkan atas kelompok Persis ini adalah Ahli Bid'ah terbesar di Jawa Barat. karena memang kelompok satu ini sebagian besar porsi pembicaraannya adalah masalah bid'ah. Apakah Persis merupakan salah satu aliran sesat di Indonesia?

Apakah Persis (Persatuan Islam) Itu?


Persis adalah salah satu Organisasi Muslim Indonesia yang didirikan pada tahun 1923 di Bandung. Tokoh awal yang paling dikenal adalah Ahmad Hassan atau Hassan Bangil. Gagasan dasar gerakan Persis ini sebenarnya tidak beda dari gerakan pembaharu Islam lainnya seperti Muhammadiyah, ataupun Wahhabiyah yang di indonesia mengambil bentuknya sebagai Salafy. Umat Islam mengalami kemunduran hampir di semua bidang dirasakan sebagai akibat dari ketidakmurnian pemahaman dan pelaksanaan Quran. Gerakan pembaharu hadir untuk mengembalikan Umat pada kemurnian ajaran Islam tanpa ditambahi atau tercampur ajaran lain yang bertentangan dengan Quran dan sunnah Nabi.


Persis Seringkali Meresahkan Kelompok Lain

Sebagaimana organisasi dan gerakan Islam lainnya, meskipun tujuan awalnya bagus namun dalam perkembangannya seringkali menimbulkan keresahan bagi kelompok lain yang tidak atau belum sependapat dengan pemikiran yang ditawarkan oleh Persis. Keadaan bertambah parah ketika tokoh tokoh yang muncul belakangan tidak memiliki kualifikasi yang memadai untuk dapat secara lugas menterjemahkan pemikiran para pendahulunya agar dapat diterapkan di masa sekarang sesuai perkembangan pemikiran Umat Islam secara umum.
Kelugasan dan keluwesan dalam berdakwah atau menyampaikan pemikiran baru yang berbeda dari tradisi masyarakat memang hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki Ilmu yang luas, kecerdasan yang tinggi dan akhlak yang mulia. Ketiganya jarang sekali berkumpul dalam diri para jamaah Persis sehingga yang terjadi dimasyarakat bukanlah penerimaan melainkan penolakan.
Yang cukup memprihatinkan adalah pemisahan diri dengan mendirikan masjid khusus dengan stempel Persis.


Persis Sang Ahli Bid’ah

Tema pembicaraan Persis yang paling utama adalah masalah bid’ah. Dan sasaran utamanya tidak ada lagi selain tradisi NU. Jika kita mau tahu segala jenis bid’ah secara terperinci maka di gudang ilmu Persis semuanya akan kita dapatkan.
Pernyataan bahwa semua bid’ah adalah sesat ternyata menjadi bumerang bagi persis sendiri. Mereka tidak sadar bahwa banyak hal yang mereka lakukan padahal nabi dan para sahabatnya tidak pernah mencontohkannya. Dan semua orang bisa menanyakan kepada mereka mana haditsnya?. Beberapa bid’ah yang dilakukan oleh persis adalah:
  1. mendirikan Masjid dengan stempel Persis padahal nabi tidak pernah menulisi masjid dengan cap Persis (padahal yang namanya masjid adalah milik umat Islam yang mana saja tanpa memandang kelompok)
  2. Persis gemar membid’ahkan kelompok lain  padahal Nabi dan para sahabatnya berlaku lembut dengan sesama muslim
  3. Persis memakai mushaf Quran dalam belajar Quran padahal Nabi mengajar para sahabatnya dulu tidak pakai quran

Tidak Semua Bid'ah itu Sesat

Dengan blunder kasus seperti di atas beberapa orang yang kritis di tubuh Persis kembali pada paradigma bahwa Tidak Semua Bid'ah adalah Sesat. Banyak yang melupakan kaidah pokok ilmu fiqh yang paling sering diungkap Ibnu Taymiah yaitu: "Dalam masalah muamalah  (ibadah ghairu mahdloh) semuanya boleh kecuali yang dilarang. Dalam masalah Ibadah Pokok (mahdloh) makasemuanya tidak boleh kecuali yang dicontohkan.
Dengan demikian yang disebut bid'ah sesat itu hanya dalam batasan ibadah pokok. sedangkan diluar itu hanya bisa diharamkan jika ada dalil yang melarangnya.

dengan paradigma ini salam salaman sesudah sholat tidak termasuk bid'ah sesat karena dilakukan diluar sholat. demikian pula membaca usholi sebelum takbir karena takbir merupakan awal dari sholat
tahlilan juga bukan bidah sesat karena tahlilan bukan ibadah pokok sebagaimana sholat.

paradigma yang luwes seperti ini lebih mudah merangkul kelompok diluar persis dan meminimalisir friksi dan keresahan dikalangan umat.